Thursday, April 26, 2012

PEMBERDAYAAN SIMATAH DAGING DALAM PELAYANAN GEREJA

Oleh: Pdt. Simeon Kudadiri, STh.
PENDAHULUAN


"Ai kene simatah daging i, kessa siharapenken!" 


Kalimat ini sangat sering kita dengar dari pembicaraan para orang tua kita masing-masing. Pesannya jelas, yakni mewariskan tugas dan tanggungjawab kepada pemuda sebagai generasi penerus. Harapan tadi disampaikan lewat beragam media. Mulai dari meja makan, ruang kelas, altar gereja, forum seminar sampai ke pidato politik. 
Semua itu bukan tanpa alasan logis. Siapalah pula yang mudah menepis rasa khawatir saat ini. Zaman seolah menggiring pemuda ke tepi jurang ketidakpastian. Antara garang dan gamang, mereka meniti hidup yang terjal dan penuh liku. Dengan modal mental yang boleh dikata masih rapuh mereka harus menyongsong badai kenikmatan lahiriah yang membius.

PEMBERDAYAAN SIMATAH DAGING (PEMUDA/I) DALAM PELAYANAN GEREJA

Fakta banyak berbicara. Pemuda paling mudah disergap perilaku sesat yang berujung di dermaga kehancuran. Dunia mereka di persimpangan jalan manis menuju gereja dan jalan maut menuju penjara. Dan antrean di sepanjang jalur terakhir ini lebih banyak dijejaki oleh pemuda. Sebaliknya iring-iringan pemuda menuju gereja yang kian sedikit. 



SPIRITUALITAS PENATUA DAN KELUARGANYA

Oleh: Pdt. A. Berutu, STh. 
(Pendeta Ressort GKPPD Aceh Tenggara)


I.                   Pendahuluan

Sintua, Pengerja, Pelayan  maupun sebuatan lainnya ditengah-tengah Gereja merupakan sebutan kepada orang-orang yang mau membaktikan dirinya secara sukarela ditengah-tengah Gereja maupun jemaat yang dilayaninya. Sebagai seorang Penatua atau penilik Jemaat ( I Tim 3) bukanlah merupakan hal yang populer atau menjadi hal yang menarik ketika itu, bahkan anggaban  tersebut masih juga ada hingga saat ini. Paulus memberikan pencerahan tentang hal ini sehingga dikatakan: Benarlah perkataan ini: Orang yang menghendaki jabatan penilik Jemaat menginginkan pekerjaan yg indah. Mungkin dlm bahasa Pakpak lebih jelas artinya: Kata bennar ngo èn, "Barang isè kalak mennulusi ulan gabè pengendeng i kuria, selloh kalohoon ngo i, ai ulaan maharga ngo nitulusenna i!" ( I Tim 3:1 ). Kenapa Paulus mengatakan hal ini, karena ada kecenderungan manusia pada zaman itu berpikir secara“materialistis” ( I Tim 6:9, 10, 17), bahkan guru-guru Jemaat pun dipengaruhi oleh cara berpikir tersebut ( I Tim 6:5 ).

II.                Syarat-syarat menjadi Penilik Jemaat ( I Tim 3:1-7).
Peilik Jemaat – jabatan ini sama dengan “Penatua”. Ini nyata dari Kis Ras 20;17, 28; Tit 1:5, 7;  dimana istilah-istilah pentua  dan penilik dipakai untuk orang-orang yang sama. Tugas mereka ialah untuk dan memerintah jemaat (bdk I Tim 3:1 dengan 5:17).

Monday, April 2, 2012

SOSIALISASI PERKEKEEN SIMATAH DAGING GKPPD RESSORT JAKARTA

Minggu, 01 April 2012, sepertinya membawa berkat tersendiri bagi sejumlah rakyat Indonesia. Akhirnya kenaikan harga BBM ditunda sampai enam bulan kedepan melalui Putusan Final Sidang Paripurna DPR RI. Agenda kenaikan BBM ini telah membuat geram sejumlah kalangan  karena dinilai hanya akan membuat sengsara rakyat miskin. Ada 3 bentrokan berdarah terjadi diantaranya di depan Stasiun Gambir (27/04), Salemba (29/04) dan di depan Gedung DPR Senayan (30/04). Sehingga, apa yang diperkirakan sejumlah orang akan menjadi April Mop tidak menjadi kenyataan.

Foto Bersama Simda GKPPD Cililitan & Simda GKPPD Tangerang
Hiruk pikuk kenaikan harga BBM ternyata tidak mempengaruhi aktivitas Simatah Daging GKPPD Cililitan. Pada hari bersamaan, kumpulan muda-mudi GKPPD Cililitan ini justru melakukan kunjungan gereja membawa persembahan 2 buah lagu kepada jemaat Tuhan di GKPPD Tangerang sekaligus memberikan sosialisasi Perkekeen Simatah Daging Resort Jakarta yang rencananya akan diadakan bulan Juni 2012. Rombongan juga disertai oleh pendeta resort, yaitu Pdt. Mangara Sinamo, STh dan pembimbing simatah daging St. Alfred Padang. Rombongan berangkat dari Cililitan dengan satu Toyota Kijang Innova (membawa 11 orang) dan taxi (membawa 5 orang) ke Tangerang pada Pk. 09.00 dan tiba Pk 10.00 WIB.